LINGKAR MADURA – Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Panji Fortuna Hadisoemarto mengungkapkan angka kematian akiabt Covid-19 di Indonesia tidak bersifat real time. Hal itu dikarenakan ada keterlambatan dalam pembaharuan laporan dari daerah.
Dia menyebutkan sebagaimana berdasarkan analisis dari sistem National All Record (NAR) Kemenkes bahwa kasus kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan oleh daerah pada hari itu merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
Makanya, dia menyampaikan tidak salah jika angka kematian akibat Covid-19 yang dirilis Kemenkes dalam kurun waktu tiga minggu terakhir cenderung tinggi.
Baca Juga: Dinilai Efektif Turunkan Kasus Covid-19, PPKM Level 2-4 Diperpanjang Hingga 16 Agustus 2021
Selama rentan waktu itu, beberapa daerah yang memiliki kontribusi paling besar dalam angka kematian akibat Covid-19 ini yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
”Jadi, pelaporan kasus kematian (akibat Covid-19) yang dilakukan daerah tidak bersifat real time dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya,” kata dia dalam keterangannya dikutip Lingkar Madura, Kamis, 12 Agustus 2021.
Dia mencontohkan seperti laporan kasus Covid-19 pada Selasa, 10 Agustus 2021. Pada hari itu, dia menyebutkan ada 2.048 kasus kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan ke sistem NAR Kemenkes.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Luhut akan Turun Langsung ke Malang Raya dan Bali
Akan tetapi, Panji menerangkan bahwa sebagian besar dari jumlah kasus kematian akibat Covid-19 ini bukanlah angka kematian pada hari itu atau seminggu sebelumnya.