Dijelaskan dalam kitab tersebut bahwa Nabi Muhammad akan memerintahkan umatnya untuk bersiwak setiap kali hendak melaksanakan sholat seandainya bersiwak tersebut tidak memberatkan.
Lebih lanjut Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa amalan-amalan puasa dibagi menjadi amalan Mujawwaz (yang dibolehkan) , Makruh (sebaiknya tidak dilakukan), Mustahab (sangat dianjurkan).
Baca Juga: Bagaimana Hukum Berpuasa Namun Tidak Sholat? Simak Ulasan Lengkapnya
Amalan Mujawwaz adalah amalan yang diperbolehkan. Artinya ketika kita melakukan amalan tersebut ketika berpuasa maka tidak ada pahala dan tidak pula ada dosa.
Contoh dari amalan Mujawwaz adalah berkumur ketika sedang wudhu pada saat kita berpuasa.
Namun jika tidak ada alasan kuat seperti cuaca panas lalu kita berkumur-kumur maka pekerjaan tersebut masuk kedalam amalan Makruh.
Baca Juga: Update Transfer Liga 1, Tiga Pemain Muda Persib Hengkang, Mario Jardel Terbaru
Amalan Makruh adalah amalan yang tidak menimbulkan dosa namun Allah tidak menyukai amalan tersebut dilakukan sehingga untuk amalan Makruh dianjurkan untuk tidak dilakukan.
Selain contoh berkumur ketika tidak ada udzur yang mendesak, salah satu contoh amalan makruh adalah mencium atau merasakan makanan.
Terdapat juga amalan Mustahab. Amalan mustahab adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.