Presiden Jokowi Klaim PPKM Turunkan BOR di Rumah Sakit

15 Agustus 2021, 22:51 WIB
Presiden Jokowi mengklaim penerapan PPKM di Jawa-Bali berdampak pada penurunan BOR di sejumlah rumah sakti di Jawa dan secara nasional. /Tangkapan Layar Youtube Setkab RI

LINGKAR MADURA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali berdampak pada penurunan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

Kepala Negara menerangkan penurunan BOR di rumah sakit itu tidak hanya terlihat di seluruh Provinsi di Jawa, melainkan juga secara nasional.

Seperti diketahui, pemerintah telah memperpanjang penerapan PPKM Level 2-4 di Jawa-Bali hingga 16 Agustus 2021. Hal itu setelah penerapan PPKM sebelumnya berakhir pada 9 Agustus 2021.

Baca Juga: Biaya Tes PCR Mahal, Presiden Jokowi Minta Menkes Turunkan Harganya

Baca Juga: PPKM Dinilai Rugikan Rakyat, Presiden Jokowi dan Menko Marves Luhut Digugat ke PTUN Jakarta

”Alhamdulillah (PPKM menurunkan tingkat BOR di rumah sakit),” kata Presiden Jokowi dalam keterangan resminya dikutip Lingkar Madura pada Minggu, 15 Agustus 2021.

Selama penerapan PPKM ini, dia mengungkapkan BOR di Jakarta tercatat berada di kisaran 29,4%, Jawa Barat 32%, Jawa Tengah 38,3%, Jawa Timur 52,3%, Banten 33,4% dan Daerah Istimewa Yogyakarta 54,7%.

Kemudian, lanjut Jokowi, penurunan BOR juga terjadi di Wisma Atlet yang saat ini menurutnya berada di angka 19,64 persen.

Baca Juga: Presiden Jokowi Klaim PPKM Membawa Perbaikan Kasus Covid-19 Secara Nasional

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Hingga 16 Agustus 2021, Kemal Palevi: Gak Kaget, Sekalian Sampai Pilpres 2024

”Secara nasional, BOR kita berada di angka 48,14%,” ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Seiring dengan hal tersebut, Presiden pun meminta kepada jajarannya agar mempercepat vaksinasi Covid-19 harian. Sampai saat ini, dia menyebutkan vaksinasi harian secara nasional telah mencapai 1,6 juta suntikan.

Disisi lain, Kepala Negara juga meminta isolasi terpusat (isoter) yang menurutnya memegang peranan penting dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 lebih dioptimalkan.

Baca Juga: Dinilai Efektif Turunkan Kasus Covid-19, PPKM Level 2-4 Diperpanjang Hingga 16 Agustus 2021

Baca Juga: 26 Kabupaten Turun ke Level 3, PPKM Level 2-4 Diperpanjang, Kali Ini Hingga ke Luar Jawa Bali

Begitu halnya dengan testing dan tracing (penelusuran) kasus konfirmasi positif Covid-19, dia juga meminta agar terus ditingkatkan guna menekan laju penularannya.

”Testing harus terus diperbanyak agar kita mengetahui mereka yang terpapar sehingga segera bisa ditangani dan tidak menularkan kepada orang lain,” ujarnya.

Sampai saat ini, Presiden Jokowi memaparkan bahwa untuk angka testing berkisar di antara 130-140 ribu dan indikator tracing berkisar di antara 5-7.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dorong Lembaga Pendidikan Tinggi Berinovasi Bantu Tangani Pandemi Covid-19

Baca Juga: Ramai Seruan Aksi Demonstrasi “Jokowi End Game”, Mahfud MD: Itu Biasa, Pemerintah Terbuka

”Meskipun ini masih berada di kategori sedang, tetapi saya patut mengapresiasi karena ada peningkatan,” tuturnya.***

Editor: Moh Badar Risqullah

Sumber: Sekretariat Kabinet RI

Tags

Terkini

Terpopuler