Dilansir dari Medical News Today, varian Delta paling banyak menyebar pada April 2021 dan telah ada di 80 negara.
Berdasarkan penelitian di Inggris, varian Delta diperkirakan 60 persen lebih cepat menular daripada varian Alpha.
"Varian Delta memiliki dua mutasi penting dalam protein lonjakannya, atau set mutase. Salah satunya di situs pembelahan furin, yang menurut kami cukup penting untuk kebugaran virus di saluran napas" ungkap Prof Wendy Barclay, profesor virologi dan kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London, Inggris.
Gejala yang terjadi pada pasien yang terinfeksi varian Delta berbeda dibandingkan dengan pasien yang mengalami inveksi karena varian lainnya.
Berdasarka data dari ZOE Covid Symptom Study menyebutkan bahwa gejala utama infeksi varian Delta adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan pilek.
Sementara itu Layanan Kesehatan Nasional (NHS) mengatakan bahwa gejala lain dari varian Delta adalah demam, batuk terus menerus, kehilangan penciuman atau rasa.
Varian Delta Plus
Varian Delta Plus atau B.1.617.2.1 atay AY.1. dilaporkan telah diidentifikasi di lebih dari 10 negara di dunia.