Khutbah Jumat Bulan Rajab: Lahirnya NU dan Tegaknya Aswaja

- 4 Februari 2022, 09:33 WIB
Berikut ini khutbah Jumat bulan Rajab tentang lahirnya organisasi NU dan tegaknya Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja)
Berikut ini khutbah Jumat bulan Rajab tentang lahirnya organisasi NU dan tegaknya Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) /Pixabay.com/VisionPcs

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat, 22 Oktober 2021 Bertema ‘Mempersiapkan Bekal di Akhirat’

Mendengar informasi itu, para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah dari berbagai belahan dunia melancarkan protes keras. Termasuk para ulama Ahlussunnah dari Indonesia. Ulama-ulama Ahlussunnah wal Jama’ah dari berbagai pondok pesantren di Indonesia berkumpul di Surabaya untuk membahas perubahan ajaran di dua kota suci tersebut. Dari pertemuan itu lahirlah panita Komite Hijaz yang diberi mandat untuk menghadap raja Ibnu Sa’ud guna menyampaikan masukan dari ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah di Indonesia.

Akan tetapi karena belum ada organisasi induk yang menaungi delegasi Komite Hijaz, maka pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926, ulama-ulama Ahlussunnah wal Jama’ah Indonesia kembali berkumpul dan membentuk organisasi Induk yang menaungi Komite Hijaz. Organisasi ini kemudian diberi nama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Para Ulama) yang disingkat NU, dengan Rais Akbar Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.

Materi pokok yang hendak disampaikan langsung oleh Komite Hijaz ke hadapan raja Ibnu Sa’ud, di antaranya adalah meminta kepada raja Ibnu Sa’ud untuk memberlakukan kebebasan mengikuti salah satu dari mazhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mari kita simak kredo perjuangan yang pernah disampaikan oleh KH Abdul Wahhab Chasbullah. Beliau menegaskan:

Baca Juga: Khutbah Jumat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 Bertema ‘Menjadi Santri yang Kuat’

“Banyak pemimpin NU di daerah-daerah maupun di pusat yang tidak yakin akan kekuatan NU. Mereka lebih menyakini kekuatan golongan lain. Orang-orang ini terpengaruh oleh bisikan orang yang mengembuskan propaganda agar tidak yakin akan kekuatan yang dimilikinya. Kekuatan NU itu ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam tetapi hanya gelugu alias batang pohon kelapa sebagai meriam tiruan. Pemimpin NU yang tolol itu tidak sadar siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara membuat pemimpin NU ragu-ragu akan kekuatannya sendiri.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di era yang penuh pertentangan dan perpecahan ini, sangat penting bagi kita untuk merenungkan kembali seruan yang disampaikan Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang termaktub dalam Mukaddimah Qanun Asasi yang merupakan Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama. Beliau menulis:

Halaman:

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah