Penjelasan Nahdlatul Ulama Terkait Ibadah Puasa di Bulan Rajab, Simak Penjelasan Lengkapnya!

- 2 Desember 2021, 21:19 WIB
Nahdlatul Ulama (NU) Indonesia
Nahdlatul Ulama (NU) Indonesia /ANTARA

Namun yang perlu diingat, belum ada dalam dalil Al-Qur’an, hadits dan ijmak yang larangan untuk berpuasa di bulan Rajab. Artinya, puasa sunah di bulan Rajab tidak bisa dikatakan bid‘ah.

 Baca Juga: Kiai NU Sumenep Minta Masyarakat Indonesia Ikhtiar Lahir dan Batin Hadapi Pandemi Covid-19

Hal ini disebutkan oleh Imam An-Nawawi, ulama dari kalangan Syafi’iyah yang juga pakar hadits, berikut ini:

تنبيه) قال في كتاب الصراط المستقيم: لم يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم في فضل رجب إلا خبر كان إذا دخل رجب قال: اللهم بارك لنا في رجب ولم يثبت غيره بل عامة الأحاديث المأثورة فيه عن النبي صلى الله عليه وسلم كذب وقال النووي: لم يثبت في صوم رجب ندب ولا نهي بعينه ولكن أصل الصوم مندوب

Yang artinya : “(Peringatan) di Kitab Shiratul Mustaqim disebutkan, tidak ada riwayat yang tetap terkait keutamaan puasa Rajab dari Nabi Muhammad SAW kecuali hadits, ‘Jika masuk bulan Rajab, Rasulullah berdoa, ‘Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab.’ Tidak ada riwayat selain ini. Bahkan hadits Rasulullah SAW terkait keutamaan Rajab umumnya dusta.’ Imam An-Nawawi  mengatakan, tidak ada riwayat perihal puasa Rajab yang berisi anjuran dan larangan secara spesifik. Tetapi ibadah puasa pada prinsipnya dianjurkan dalam agama,” (Lihat Abdur Rauf Al-Munawi, Faidhul Qadir bi Syarhi Jami‘is Saghir, [Beirut, Darul Makrifah, 1972 M/1391 H], cetakan kedua, juz IV, halaman 18).

 Baca Juga: PBNU Putuskan Muktamar ke-34 NU Digelar 23-25 Desember 2021

Dari keterangan Imam An-Nawawi ini, dapat disimpulkan bahwa agama Islam menganjurkan secara umum ibadah puasa di bulan dan hari apa saja kecuali hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, seperti pada dua hari raya Id, hari tasyrik (11, 12,13 Dzulhijjah).

Yang artinya, bulan Rajab termasuk bulan di mana kita dianjurkan untuk berpuasa. Meskipun tidak ada dalil secara rinci, dalil umum menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa sunah Rajab.

 Baca Juga: Sekjen PBNU: Kemenag Bukan Hadiah untuk NU Saja, Namun untuk Semua Umat

Adapun perbedaan pendapat harus disikapi dengan bijaksana. Setiap pihak tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada yang berbeda pendapat. Karena dalam Islam, perbedaan itu adalah rahmat.***

Halaman:

Editor: Machallafri Iskandar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x