Oleh karena itu, Indonesia saat ini kata Menlu Retno juga tengah menjajaki kerjasama jangka panjang dalam penyediaan obat-obatan terapatik serta pengembangan vaksin dengan teknologi mRNA dan penguatan sistem ketahanan kesehatan global.
”Kerja sama jangka panjang ini penting dalam upaya mengurangi kesenjangan akses global terhadap vaksin dan obat-obatan Covid-19 serta mengantisipasi potensi terjadinya pandemi di masa yang akan datang,” ujarnya.
Baca Juga: Penularan Covid-19 Varian Delta Meluas, Wuhan dan Sejumlah Kota di China Lockdown
Sementara itu, di bidang ekonomi, Menlu Retno menjelaskan menyebutkan adanya Undang-Undang Cipta Kerja yang baru disahkan diyakini akan dapat membantu upaya meningkatkan investasi AS di Indonesia.
Sedangkan di bidang perdagangan, dia kembali menyampaikan terkait pentingnya untuk dilanjutkan pembahasan mengenai Limited Trade Agreement atau Limited Trade Deal antara dua negara.
”Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar ke-2 bagi Indonesia di tahun 2020. Nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun itu mencapai USD 27 miliar,” ungkapnya.
Baca Juga: Terus Bertambah! Virus Corona Varian Delta Sudah Diidentifikasi di Kluster Kota Cina
Selain berbagai isu diatas, Menlu Retno menyampaikan juga melakukan tukar pendapat mengenai sejumlah isu kawasan dan internasional. Terutama terkait konflik di Myanmar dan Afghanistan.
Dia menyampaikan demokrasi penting untuk ditegakkan kembali di Myanmar dan keselamatan serta kesejahteraan rakyatnya penting untuk terus dijadikan prioritas.
Begitu halnya perkembangan situasi di Afghanistan, Menlu Retno menyinggung pentingnya perlindungan dan pemberdayaan perempuan dalam kehidupan masa depan Afghanistan.