Ini Penyebab Murid Membenci Guru dan Solusi Menanganinya

25 Mei 2022, 20:27 WIB
Sejumlah murid bermain disela menunggu dimulainya kegiatan belajar di SDN Lenteng Agung 07, Jakarta, Kamis (12/5/2022). Kegiatan belajar di sekolah yang mencakup wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat kembali dimulai pascalibur lebaran. /Antara/Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO

LINGKAR MADURA - Guru sejatinya menjadi sosok yang dihormati muridnya bukan sebaliknya dibenci.

Namun tak dipungkiri, ada siswa atau murid yang justru membenci gurunya.

Menurut Ryan Oktapratama, seorang praktisi EduTech, jika ada asap, maka ada api. Jika murid membenci guru, pasti ada penyebabnya. 

Baca Juga: Cara Mengobati Santet dan Sihir Hanya dengan Menggunakan Garam, Simak Penjelasan Syekh Ali Jaber

Alih-alih menghakimi murid, kata Ryan, lebih baik menemukan penyebabnya. 

Lalu harus bagaimana?

"Dengan lebih mengenal murid tersebut.

Jika guru tidak mengenal murid, maka ia akan memperlakukan murid tersebut dengan salah (mistreatment) sehingga memicu terjadinya kebencian," ujar Ryan.

Pertanyaannya, apakah murid yang harus memenuhi kebutuhan guru atau guru yang harus memenuhi kebutuhan murid? 

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING AS Roma Vs Feyenoord Final Liga Konferensi Eropa Rabu, 25 Mei 2022

Tentu gurulah yang harus memenuhi kebutuhan mereka, sebab guru lebih dewasa.

Berikut penjelasan mengapa murid membenci gurunya.

Guru harus memegang prinsip utama yakni berkewajiban mengenal semua muridnya.

Siswa membenci gurunya bisa terjadi disebabkan karena adanya 'mistreatment'.

Baca Juga: Ternyata Salah Satu Bumbu Dapur dapat Menyebabkan Timbulnya Diabetes Melitus Tipe 2, seperti apa?

Contohnya, murid yang tidak suka pelajaran Matematika lalu dibilang bodoh, saat mendapatkan nilai ujian Matematika rendah.

Apa yang salah dari guru?

Sudah jelas murid itu tidak suka Matematika, jadi tidak tepat dihakimi seperti itu.

Solusi atau Penanganannya

Alih-alih menghakiminya lebih bijaksana guru mengenal si murid bersangkutan.

Baca Juga: UEFA Conference League: AS Roma Harapkan Gelar Juara untuk Akhiri Musim Paceklik

Lebih baik guru mencari tahu, mengapa murid itu tak suka Matematika.

Kemudian mengetahui bagaimana cara belajarnya.

Apakah guru dalam kondisi itu bisa membantu si murid?

Atau guru bisa berupaya mengenal latar belakang orang tuanya.

Hal tersebut tak akan terjadi jika sejak awal guru mengenal muridnya.

Baca Juga: Ternyata Sholat Ini Bisa Membuat Hajat Terkabul Kata Syekh Ali Jaber

Maka guru bisa melakukan pendekatan pribadi pada murid. 

"Misalnya ajak makan bersama, ngobrol sepulang sekolah/jam istirahat. Atau memuji kelebihan si murid," kata Ryan.

Jadi guru melakukan 'handle with care'. Ibaratnya barang pecah belah, jika hati murid sudah merasa tersakiti, maka susah untuk diobati, atau direkatkan lagi 

Itu sebabnya guru harus hati-hati saat mengajar.

Prinsipnya menurut Ryan, lebih baik lambat dalam menghakimi, namun cepat dalam mendengar.

Baca Juga: Ini Biodata 3 Pemain Asia yang akan Trial di Persib Bandung

"Jadi handle with care saat mengajar murid. Mari kita lebih lambat dalam berbicara (khususnya menghakimi) dan lebih cepat dalam mendengar (yakni kebutuhan murid), agar bisa mengenal murid kita dengan lebih baik lagi," ujar Ryan.***

Editor: Nawaf

Sumber: Instagram @ryan.oktapratama

Tags

Terkini

Terpopuler