4 Pelajaran Berharga dari Kegagalan Persib di Piala Presiden

2 Juli 2022, 09:52 WIB
Pelajaran untuk Persib di Piala Presiden. Sumber gambar Instagram @bandungfootball /

 

LINGKAR MADURA - Hari pertama babak Perempat Final Piala Presiden terlewati. Dua tim, Persib Bandung vs PSS Sleman bentrok Jumat, 1 Juli 2022.

Laga berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, kick off pada jam 20.30 WIB.

Hasilnya, Persib yang lebih diunggulkan justru tumbang di tangan PSS Sleman.

Baca Juga: LINK NONTON Kanojo Okarishimasu Season 2 Episode 1 Sub Indo Lengkap dengan Sinopsis

Persib yang dihadang gandang favorit juara turnamen pra-musim tersebut tersingkir di 8 besar.

Super Elja yang sempat babak belur dihajar PSIS Semarang di penyisihan grup melenggang ke semifinal.

Persib terhenti setelah kalah melalui drama adu pinalti 2-4. Sebelumnya kedua tim berbagi skor 1-1.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Hari Ini 2 Juli 2022, Mulai dari Kesehatan, Cinta Hingga Keuangan

"Pertandingan usai. Kemenangan belum berpihak berpihak pada Persib," ujar akun Persib.

Terhenti sudah skuad kesayangan para Bobotoh di Piala Presiden tahun ini.

Boaz Solossa, sang motivator baru di Super Elja menjadi mimpi buruk bagi Bandung.

Baca Juga: Persib vs PSS Sleman, Drama Adu Pinalti, Elang Jawa Tumbangkan Maung Bandung

Di sisi lain kekalahan Persib memunculkan sejumlah pelajaran berharga bagi tim ini dan juga para Bobotoh untuk menyambut kompetisi yang sesungguhnya, Liga 1.

Berikut 4 pelajaran penting dari kegagalan Persib Bandung di Piala Presiden 2022.

Pertama, Persib masih butuh pemain yang lebih bagus dan kuat untuk posisi bek kiri.

Baca Juga: Skor Pertandingan Persib vs PSS Sleman Babak Pertama, Gol Boaz Sempat Mengejutkan

Saat bertemu PSS Sleman, bek kiri ditempati David Rumakiek dan digantikan oleh Zalnando.

Rumakiek dan Zalnando masih perlu belajar untuk bisa berperan ganda, bertahan juga membantu penyerangan.

Maka keputusan mendatangkan bek asing adalah langkah tepat.Daisuke Sato harus bisa menambal kelemahan sektor tersebut.

Baca Juga: 4 Ciri Orang Labil Menurut Psikologi dan Cara Menguranginya

Kedua, posisi Ezra Walian lebih baik bermain sebagai pemain Attcking Midfielderb (AMF) atau gelandang serang.

Daripada menjadi penyerang tengah, Ezra lebih bisa memberikan kontribusi dalam posisi AMF.
Ia pun bisa melakukan pergerakan dan umpan ke kotak pinalti.

Di posisi AMF Ezra bisa melakukan lebih banyak crossing dan shooting. Rene Alberts harus memahami hal ini.

Ketiga, Febri Haryadi nampaknya masih butuh kerja keras lagi untuk menjadi starting XI.

Baca Juga: Jangan Sembarang Tunjuk Wali Nikah, Begini Urutan Wali Nasabnya

Ia harus dihadapkan dalam persaingan keras sesama pemain di posisi winger.

Febri masih mengalami penurunan performa. Bola terlalu lama dikuasainya, sebaliknya umpannya kurang akurat.

Febri belum mampu mengimbangi akselerasi Frets Butuan di sisi kiri.

Keempat, sebesar apapun tingginya antusiasme suporter (Bobotoh), perlu prilaku yang baik dan cerdas dari semua pihak.

Baca Juga: Ini 5 Cara Mencegah Skripsi Terhindar Plagiat, agar Tak Gagal Sidang

Panpel harus matang dan bermoral, suporter pun harus dewasa.

Berpikir dewasa, bertindak bijak dan berlapang dada saat mendukung tim harus dibiasakan.Tak perlu memaksakan diri berdesakan ke stadion.

Menonton di depan layar televisi adalah sikap bijaksana saat tiket telah habis.

Tak perlu harus ada tragedi dan korban nyawa.***

Editor: Nawaf

Sumber: Instagram @quote.persib

Tags

Terkini

Terpopuler