Perbedaan Penentuan Awal Bulan Ramadhan, MUI: Sudah Biasa dan Punya Landasan Masing-masing

- 25 Maret 2022, 10:46 WIB
Ilustrasi twibbon Ramadhan 2022.
Ilustrasi twibbon Ramadhan 2022. /Pixabay/syaifulptak57

Dalam kriteria tersebut dijelaskan, awal bulan Hijriah adalah saat tinggi hilal mencapai tiga derajat dan sudut elongasi sebesar 6,4 derajat.

Sebelumnya tinggi hilal adalah dua derajat dengan sudut elongasi tiga derajat.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Marsudi Syuhud menegaskan perbedaan awal Ramadhan, Idul Fitri, maupun Idul Adha di Indonesia sudah biasa.

Tidak perlu dijadikan sebuah polemik, kerena masing-masing metode yang digunakan memiliki landasan masing-masing.

 Baca Juga: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bolehkan Transplantasi/Cangkok Ginjal Babi ke Manusia, Ini Penjelasan Hukumnya

 “Ilmu penentuan kalender ini sangat penting, karena sangat berpengaruh untuk menentukan kapan dimulainya ibadah Ramadhan,” kata Marsudi Syuhud.

Marsudi  menegaskan mengenai perbedaan penetapan awal Ramadhan itu sudah biasa. “Kita sudah diajarkan bagaimana cara menyikapinya,” ujar Marsudi Syuhud menjelaskan.

Ketua LPBKI-MUI Prof Endang Soetari menyampaikan bahwa mereka mendukung kegiatan-kegiatan yang membahas permasalahan metode hisab dan rukyat.

Prof Endang Soetari mengucapkan apresiasi pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini.

 Baca Juga: Hukum Pernikahan Online berdasarkan Hasil Ijtima MUI, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Halaman:

Editor: Machallafri Iskandar

Sumber: MUI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah