Berbeda hal dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Ukraina yang menuduh Rusia melakukan kejahatan dan pembantaian Bucha sehingga meminta ICC untuk segara mengumpulkan bukti.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dymtro Kuleba bahkan menuduh Rusia lebih buruk dari ISIS.
“Mayat tergeletak di jalanan. Mereka membunuh warga sipil saat tinggal disana dan ketika mereka meninggalkan desa dan kota ini” ungkap Dymtro Kuleba.
Tidak ambil diam, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat juga angkat bicara terkait tuduhan pembunuhan massal tersebut.
Anatoly Antonov mengatakan bahwa dirinya dengan penuh tanggung jawab menekankan tidak ada satupun warga sipil yang menderita akibat kekerasan ketika Bucha dikendalikan oleh angkatan bersenjata Rusia.
“Sebaliknya pasukan kami (Rusia) mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan untuk warga sipil” ungkap Dubes Rusia untuk Amerika tersebut.
Pada kenyataannya Rusia tercatat sudah meninggalkan kota dan menarik pasukannya pada tanggal 30 Maret 2022. Wali Kota Bucha Mengatakan Tidak Ada Tentara Rusia di kota tersebut.
Anatoly Fedoruk selaku Wali Kota Bucha mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah pesan video.