"Uang itu harus ditekan pengeluarannya. Bahkan harus disimpan kalau ada lebih!" katanya.
Syafiq tak punya pikiran bijaksana, istrinya yang dua puluh empat jam berkutat di rumah seharusnya pantas memiliki uang simpanan yang pantas sekedar untuk pegangan misalnya.
Syafiq selalu mengulang-ulang kalimat,"Keperluan kamu sudah aku belikan, tas, sepatu, baju bahkan daily skincare pun lengkap. Apa masih kurang?"
Sang istri kini lebih banyak memilih diam, sebab percuma mendebat Syafiq. Ibarat kerajaan, istrinya hanya rakyat, sedangkan Syafiq rajanya. Seribu kali pun rakyat berteriak minta keadilan, tak akan didengar oleh sang raja.***