4 Tradisi Peringatan Malam 1 Suro yang Terkenal Di Masyarakat Jawa, Ada Ritual Pembersihan

29 Juli 2022, 07:39 WIB
Membersihkan keris saat malam 1 suro /Instagram @najibstorejogja

LINGKAR MADURA - Menurut perhitungan kalender Masehi, malam 1 suro 2022 jatuh pada 30 Juli 2022. Sedangkan dalam kalender islam atau hijriah, satu suro 2022 bertepata dengan 1 Muharram 1444 Hijriah.

Bulan suro atau disebut juga Sasi Sura adalah bulan pertama dalam kalender Jawa. Kalender Jawa sendiri adalah sistem penanggalan yang digunakan Kesultanan Mataram pada masa kepemimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma tahun 1613-1645.

Malam satu suro biasanya ada sejumlah tradisi yang berkembang di masyarakat. Malam satu suro ini sangat kental dengan budaya Jawa. ‘

Umumnya di Yogyakarta terdapat tradisi kirab atau iring-iringan rombongan masyarakat sambil membawa keris.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H Desain Terbaru dan Kekinian, Bagikan Momenmu

Berikut beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat pada malam satu suro, dilansir dari laman Youtube  Nadia Omara, pada tanggal 25 Juli 2022.

Ritual penjamasan

Ritual mencuci senjata pusaka seperti keris, tombak, kereta kencana, dan lainnya. Yang dilakukan oleh para abdi keraton dan masyarakat jawa lainnya.

Kirab Kebo Bule (Keraton Surakarta, Solo)

Ada seekor kerbau yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat yang bernama Kebo Bule Kyai Slamet.

Baca Juga: Lirik Lagu Tak Ingin Usai Keisya Levronka 12 Besar Indonesian Idol Lengkap

Alkisah, kerbau bercorak albino tersebut merupakan hewan kesayangan Pakubuwana II saat masih bertahta di keraton kartasura. Kerbau tersebut merupakan hadiah yang diberikan Kyai Hasan Beshari Tegalsari.

Saat datang perayaan malam satu suro, kerbau ini akan dikeluarkan dari kandangnya dan proses ritual pun akan dimulai dan disambut dengan penuh hormat.

Kemudian, acara akan dilanjutkan dengan kirab atau berjalan bersama-sama untuk berkeliling, dan kerbau keramat tersebut akan memimpin berjalannya kirab di barisan paling depan dengan dipandu seorang pawang kerbau.

Selanjutnya, di belakang kerbau keramat tersebut ada barisan punggawa kerajaan atau pejabat keraton yang akan membawa tombak dan sejumlah koleksi pusaka milik keraton Surakarta.

Baca Juga: Biodata dan Profil Bintang Emon Sang Komika Lengkap dengan Umur dan Alca Octavia Istrinya

Ritual ini menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat atau warga yang menyaksikan perayaan malam satu suro tersebut.

Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng (Keraton Yogyakarta)

Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Topo Bisu Lampah Mubeng Beteng setiap malam satu suro.

Dalam tradisi tersebut, para peserta akan berjalan atau topo, mengelilingi benteng keraton Yogyakarta. Mubeng memiliki arti keliling, sedangkan beteng artinya benteng.

Ketika keliling itu, mereka akan menahan diri untuk tidak bicara sambil memanjatkan doa. Larangan tidak berbicara atau bisu ini dimaksudkan agar tetap khusyuk memanjatkan doa.

Acara ini tidak hanya diikuti oleh abdi dalem (orang-orang yang mengabdikan diri kepada sultan dan keraton), tapi juga masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Acara Tradisi di Yogyakarta ini identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai iring-iringan.

Tradisi ini menitikberatkan kepada ketentraman batin dan keselamatan.

Ritual Ruwatan (ritual pembersihan)

Baca Juga: Lirik Lagu Tak Ingin Usai Keisya Levronka 12 Besar Indonesian Idol Lengkap

Orang-orang yang melakukan ritual ruwatan diyakini akan terbebas dari kekotoran atau kesialan.

Ada kriteria bagi mereka yang harus diruwat antara lain, putra-putri tunggal, sepasang putra-putri, satu putra yang diapit dua putri, maupun orang-orang secara weton atau perhitungan hari baik dan buruk dalam tradisi jawa berdasarkan waktu kelahiran yang tidak baik.

Mereka yang lahir di hari atau waktu tidak baik, konon merupakan mangsa empuk bagi Bhatara Kala, yaitu simbol kejahatan dalam pewayangan yang seringkali membawa kesialan atau celaka.

Itulah beberapa rangkaian tradisi atau acara yang dilakukan oleh masyarakat jawa dalam menyambut malam satu suro. ***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Tags

Terkini

Terpopuler