2 Macam Gaya Parenting yang Dilarang dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Anak

25 Juli 2022, 10:03 WIB
Ilustrasi anak Indonesia. /Pixabay/Stokpic/

LINGKAR MADURA – Seringkali orang tua menggunakan gaya parenting yang menggunakan kekerasan.

Beberapa orang tua menggunakan gaya parenting ini dengan alasan ingin menjadikan anak disiplin.

Berikut adalah dua macam gaya parenting yang seringkali dilakukan dan dampaknya terhadap anak sebagaimana dilansir dari Instagram @literasipsikologi.id

Verbal abuse atau emotional abuse adalah kekerasan melalui lisan atau perilaku orang tua yang menimbulkan konsekuensi emosional yang buruk terhadap anak.

Physical abuse adalah tindakan kekerasan melalui perbuatan fisik yang menimbulkan kerugian yang tampak ataupun tidak tampak.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Ini, 25 Juli 2022: Tunjukkan Sisi Lembutmu ke Pasangan, Ia Akan Terkejut dan Bahagia

Physical abuse tentu memiliki dampak buruk terhadap fisik dan menimbulkan luka emosional yang membekas pada anak.

Contoh verbal abuse adalah:

-Menasihati anak dengan teriakan atau kata-kata yang kasar, yang dalam hal ini berbeda dengan sikap tegas

-Mengintimidasi anak dengan berteriak, menjerit, mengancam, serta menggertak anak

-Membanding-bandingkan atau mempermalukan anak dengan perkataan yang negatif seperti anak malas, anak nakal, anak yang tidak ada gunanya dan lain-lain.

-Tidak memperhatikan atau tidak mempedulikan anak, sehingga terkesan mengacuhkan.

Contoh physical abuse adalah:

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Senin 25 Juli 2022: Anda Berpotensi Terlibat Dalam Koneksi Lama

-Menghukum anak ketika anak melakukan kesalahan dengan cara memukul

-Menegur anak dengan menggunakan kekerasan fisik seperti mencubit, menampar, menjambak dan lain-lain

-Memaksa anak untuk menahan kekerasan fisik yang dilakukan orang tua

-Memaksa anak melakukan sesuatu dengan kekerasan fisik

-Menjadikan kekerasan sebagai bentuk dari kedisiplinan

Menurut Lenore Walker, ada 4 siklus dalam kekerasan atau yang disebut dengan cycle of abuse.

Empat siklus kekerasan tersebut adalah:

Tension building

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Senin 25 Juli 2022: Anda Berpotensi Terlibat Dalam Koneksi Lama

Tension building adalah fase dimana korban kekerasan menyimpan banyak emosi terhadap kekerasan orang tua terhadapnya.

Acting-out

Acting-out adalah fase dimana korban kekerasan mulai melakukan perlawanan terhadap pelaku kekerasan dengan cara yang sama.

Reconcilliation

Reconcilliation adalah fase dimana korban dan pelaku saling meminta maaf dan berjanji seolah-olah mereka tidak akan melakukan kekerasan lagi.

Calm phase

Calm phase adalah situasi yang tenang, dimana pelaku dan korban memberikan jeda terhadap diri mereka untuk tidak melakukan kesalahan.

Namun permasalahannya adalah usai calm phase selesai kondisi korban dan pelaku kekerasan akan terulang lagi dari fase tension building hingga fase terakhir, dan biasanya itu akan terjadi terus menerus.

Baca Juga: BRI Liga 1: Persib Bandung Gagal Curi Poin Penuh, Bhayangkara FC Diselamatkan Pengantin Baru

Teruntuk para orang tua, dalam mendidik anak kita tidak seharusnya menggunakan kekerasan.

Ada beberapa macam gaya parenting lainnya yang disarankan agar anak menjadi sehat secara mental dan fisik.***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Tags

Terkini

Terpopuler