Teks Khutbah Jumat Dengan Tema Praktek Tauhid Sosial Dalam Membangun Relasi Bermasyarakat

- 28 Juli 2022, 12:38 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat. /pexels.com/ Chattrapal (Shitij) Singh



LINGKAR MADURA - Dalam artikel ini berisi teks khutbah Jumat yang bertema praktek tauhid sosial dalam membangun relasi bermasyarakat.

Seperti diketahui, setiap hari Jumat, umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah sholat Jumat, khusunya bagi para laki-laki.

Berbeda dengan sholat wajib Dhuhur, sholat Jumat hanya berjumlah 2 rakaat dan sebelumnya akan ada 2 khutbah.

Khutbah tersebut disampaikan oleh penceramah atau khotib yang membawakan ceramah dengan tema yang berbeda-beda setiap pekannya.

Adapun tujuan khotib berkhutbah adalah untuk memberi pencerahan bagi dirinya sendiri dan para jamaah sholat Jumat.

Berikut teks khutbah Jumat yang bertema praktek tauhid sosial dalam membangun relasi bermasyarakat yang dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.or.id.

Baca Juga: Ini Bahaya Lidah Menurut Imam Al Ghazalie Dalam Kitab Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin, Cocok Jadi Khutbah Jumat

Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia,

Alhamdulillah, atas nikmat dan karunia Allah SWT SWT pada siang hari ini kita masih dapat berjumpa untuk bersama-sama mengerjakan ibadah sholat Jumat di hari yang sangat mulia ini dibandingkan hari-hari biasa lainnya yaitu Hari Jumat.

Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Dan semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat kelak di Yaumul Qiyamah.

Hadiri Jamaah sholat Jumat yang berbahagia,

Dasar utama agama Islam adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah sekaligus satu-satunya pencipta alam semesta ini.

Sehingga Islam disebut juga dengan tauhid, yaitu pengakuan dan komitmen seorang manusia sebagai hamba pada keesaan Allah SWT yang terwakili dalam dua kalimat syahadat yaitu
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT”

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia..

Terdapat hierarki/tingkatan dalam mengartikan tauhid lā ilāha illAllah SWT ini.

Pertama, kita harus mengingkari, artinya sebelum meyakini Allah SWT maka terlebih dahulu mengingkari selain Allah SWT. Seorang manusia yang bertauhid harus mengatakan tidak pada setiap thagut, pada semua hal yang bersifat nonilahiah.

Kedua, setelah ingkar pada thagut فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ kemudian وَيُؤْمِن بِاللَّهِ (beriman kepada Allah SWT).

Artinya, memiliki keyakinan kepada Allah SWT secara kaffah. Ketiga, mendeklarasikan kehidupan sesuai dengan yang dituntunkan oleh Al-Quran seperti firman Allah SWT
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: Sesungguhnya sholatku¸ ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah SWT Tuhan semesta alam. (Qs. al-An’am: 162)

Keempat, berusaha menerjemahkan keyakinan tersebut menjadi konkret, menjadi satu sikap budaya untuk mengembangkan amal sholeh. Jadi, pada setiap kesempatan kita berusaha untuk menyebarkan amal sholeh sebagai manifestasi dari konsep bertauhid tersebut.

Kelima, mengambil kriteria atau parameter sikap terpuji atau tercela, baik atau buruk kepada tuntunan Ilahi. Sami’na wa atha’na kepada semua perintah Allah SWT sehingga di dalam mencari ukuran kebenaran mengembalikannya hanya kepada ukuran ilahiah semata.

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia…

Bila dipahami lebih lanjut, komitmen bertauhid tidaklah terbatas pada hubungan vertikal dengan Allah SWT (hablu minallah) namun juga mencakup hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablu minannas) karena sesungguhnya komitmen bertauhid itu mengandung nilai-nilai Islam yang universal yaitu nilai-nilai Islam yang mampu diterima oleh masyarakat global, tidak terbatas pada satu golongan, satu organisasi, satu suku, atau satu bangsa saja namun seluruh masyarakat Islam di dunia.

Oleh karena itu, melalui tauhid ini umat Islam memiliki tanggung jawab untuk membentuk suatu masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya keadilan sosial di seluruh lapisan masyarakat atau yang disebut dengan tauhid sosial.

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia…

Pemahaman konsep tauhid sosial melahirkan beberapa prinsip dasar yang bisa dijadikan pedoman umat Islam baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial yaitu:

Pertama, Religiusitas

Sebagai hamba Allah SWT, umat Islam harus memiliki dasar keimanan yang kuat. Dasar yang pertama dan paling utama yaitu bertauhid kepada Allah SWT. Manifestasi dari keimanan ini yaitu melaksanakan seluruh ajaran Islam baik yang bersifat ibadah mahḍah (ibadah khusus seperti sholat, puasa, zakat, haji) dan ibadah gairu mahḍah (ibadah umum seperti bermuamalah).

Dengan ketaatan seperti itu, seluruh ucapan, tindakan, perbuatan dan kegiatannya harus mencerminkan pribadinya sebagai seorang muslim yang baik berlandaskan pada tauhid.

Kedua, Kepercayaan

Seseorang yang di dalam hatinya telah tertanam kuat ketauhidan, pastilah memiliki kepercayaan yang tinggi kepada Allah SWT.

Percaya bahwa semua perbuatannya disaksikan oleh Allah SWT dan juga percaya bahwa segala sesuatu yang menimpanya telah ditakdirkan oleh Allah SWT.

Tidak semua yang tampak buruk di mata manusia juga buruk di mata Allah SWT ataupun sebaliknya, sebagaimana firman-Nya:
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah SWT mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. al-Baqarah: 216)

Ketiga, Keseimbangan

Seorang muslim harus mampu menakar secara seimbang aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Beribadah secukupnya dan bermuamalah secukupnya, tidak timpang karena terlalu berlebih-lebihan dalam mengerjakan suatu hal.

Allah SWT sendiri tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan sebagaimana firman-Nya:
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (Qs. al-A’Raaf: 31)

Keempat, Persaudaraan

Menjalin persaudaraan antar umat manusia dapat menciptakan perdamaian dalam hidup.
Sejatinya manusia adalah makhluk yang sama dan tinggal di tempat yang sama pula sehingga perbedaan-perbedaan itu tidak seharusnya menjadi alasan untuk melakukan perpecahan dan permusuhan.

Kelima, Toleransi
Toleransi berarti bersikap lapang dada dalam menghormati serta memberikan kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan kepercayaannya.

Sebagai umat Islam, kita diperintahkan Allah SWT untuk menghormati orang lain, tidak boleh merasa sombong atau angkuh dan menyakiti orang lain.

Maka perbedaan keyakinan itu harus diakomodasi dengan baik dengan saling menghargai satu sama lain. Allah SWT berfirman:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Bagimu lah agamamu dan bagiku lah agamaku”. (Qs. al-Kafirun:6)
Jamaah sholat Jumat yang berbahagia…

Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya. Aminn..
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Bertema Istiqamah Dalam Ketaatan, Berikut Teks Secara Singkat dan Detail

Khutbah Jumat Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia…

Hasil konkret dari praktek tauhid sosial adalah melahirkan manusia yang utuh, yang mau berusaha memikul tanggung jawab sebagai individu dan sebagai makhluk sosial secara seimbang.

Selain itu untuk menghapuskan kesenjangan antar manusia sehingga tercipta tatanan hidup yang damai, rukun, solid dan harmonis. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali agama Allah SWT dan janganlah kamu bercerai berai. Dan ingatlah nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah SWT mempersatukan hatimu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah SWT orang-orang yang bersaudara.”(Qs. Ali Imran: 103)

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia…

Berbahagialah orang-orang yang senantiasa menyebarkan kebaikan dan kerukunan sementara di dalam hatinya tertanam kuat tauhid kepada Allah SWT.

Semoga kita termasuk di antara orang-orang tersebut. Amin
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ، اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jum’at Singkat dan Lengkap, Dengan Tema Kerendahan Hati

Demikian teks khutbah Jumat yang bertema praktek tauhid sosial dalam membangun relasi bermasyarakat.***

Editor: Machallafri Iskandar

Sumber: Muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x