"Artinya, tidak perlu mengharuskan harus mengerjakan amalan ini dan itu, sampai sholat 100 rakaat dan lain sebagainya pada malam nisfu syaban. Tidak ada amalan yang spesifik yang harus dikerjakan pada bulan syaban. Malam syaban, ya banyak beramal saja," kata Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menambahkan, berhubung bukan ini adalah bulan baik, Nabi Muhammad SAW hanya memberitahu jika di bulan baik ini, alangkah lebih baiknya jika banyak melakukan amal sholeh.
Baik dilakukan untuk memperbanyak ibadah, seperti menunaikan sholat Sunnah tahajud, sholat qiyamullail, memperbanyak banyak baca Al Quran dan memperbanyak istigfar.
Soal ukuran ibadah, mau bagaimana dan berapa jumlahnya, itu pun tidak ada masalah.
Dan tidak ada yang mengharuskan harus ibadah harus sholat dengan jumlah rakaat sekian, misalnya 100 rakaat dan membaca surat ini dan itu.
"Yang penting yang ditekankan dalam hadits itu ketika kita melakukan banyak ibadah, seperti Qiyamullail, tahajud dan witir. Ketika memohon ampunan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita," jelasnya.
Ditambahkannya, tidak ada istilah penutupan buku amalan pada malam nisfu syaban. Buku amalan tetap dibuka dan dicatat oleh malaikat di sepanjang hidup kita.
"Kalau buku amalan ditutup berarti mati, kan sementara ini masih hidup. Jadi, jangan salah," tukasnya.***(Rio Kuswandi / Desk Jabar)