Hal ini disepakati oleh ulama-ulama di berbagai daerah di Indonesia. Padahal dalam haditsnya tidak ada, alias hadits palsu.
Mungkin pada saat itu, kebiasaan itu disandarkan kepada Tabiin di Damaskus, sehingga tersampaikannya salah kaprah.
"Pada saat itu (kejadiannya) tidak melakukan itu (harus sholat sekian rakaat dan baca surat ini dan itu). Tapi hanya sholat Sunnah malam, Qiyamullail, tahajud dan witir," kata Adi Hidayat.
Baca Juga: KODE REDEEM ML TERBARU 17 Maret 2022, Dapatkan Skin Favoritmu dan Hadiah Menarik di Mobile Legends
Adapun hadits yang benar dan hukum shahih soal nisfu syaban adalah berdasarkan hadits dari Abu Musa Al Ashari :
Kata Ustadz Adi Hidayat : "Nabi menyampaikan bahwa Allah mengamati kepada hambanya di malam pertengahan syaban dan mengampuni dosa bagi yang memohon ampunan sebanyak bulu domba".
Juga dijelaskan, memang betul bulan Sya'ban adalah salahsatu bulan baik diantara bulan-bulan lainnya.
Bulan pengampunan bagi hamba-hamba Allah yang memohon ampun.
"Kalau siangnya puasa, malamnya ibadah, misalnya seperti Qiyamullail. Apalagi di pertengahan di bulan syaban, memperbanyak sholat, beriteraksi dengan Al Qur'an, memperbanyak do'a dan istigfar," kata Adi Hidayat.