LINGKAR MADURA – Banyak kalangan masyarakat muslim, khususnya di Indonesia, meyakini bahwa hari Rabu terakhir bulan Safar atau yang familiar disebut Rebo Wekasan ini merupakan hari sial.
Keyakinan ini didasarkan pada keterangan sebagian ulama tasawuf yang disebutkan melihat ribuan bala’ atau musibah turun pada hari Rabu. Sehingga, hal itu banyak diyakini oleh masyarakat sebuah kebenaran dan harus melakukan adat istiadat tertentu untuk menepisnya.
Beberapa adat istiadat tersebut seperti ada larangan untuk tidak keluar rumah dan berdiam diri, kemudian anjuran untuk melaksanakan sholat hingga ada larangan untuk melaksanakan acara pernikahan pada hari itu.
Baca Juga: Merasa Doa-Doa Tidak Juga Terkabul? Simak Hal Ini Agar Doa Mudah Diijabah oleh Allah SWT
Terkait hal tersebut, berikut penjelasan menurut Wakil Katib PCNU Jember yang juga Peneliti di Aswaja NU Center Jember Abdul Wahab Ahmad dikutip Lingkar Madura dari laman resmi NU Online pada Rabu, 6 Oktober 2021.
Berdasarkan penjelasannya, jika dilihat dari sudut pandang aqidah, keyakinan di kalangan masyarakat muslim bahwa Rebo Wekasan merupakan hari sial tersebut sebenarnya justru membuka pintu bala’ itu sendiri.
Sebab, dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT menyesuaikan rahmat atas seorang hambanya sesuai dengan prasangka hamba itu sendiri. Berikut hadits qudsi tersebut:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
”Aku sesuai persangkaan hambaku tentang diriku.” (Muttafaq ‘Alaihi)