Begini Arti dan Asal Muasal Wabah Thaun Menurut Para Ulama

- 11 Juli 2021, 10:21 WIB
Berikut ini arti serta asal muasal munculnya wabah dan Thaun yang pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya
Berikut ini arti serta asal muasal munculnya wabah dan Thaun yang pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya //Pixabay

LINGKAR MADURA - Munculnya Covid-19 di dunia termasuk Indonesia mengingatkan kita tentang adanya wabah Thaun yang pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.

Secara etimologi, wabah atau waba' memiliki arti yang sinonim dengan kata thaun, yaitu semua penyakit yang mewabah.

Sementara itu dari kamus Mu’jam Lughah al Fuqaha’ dijelaskan bahwa wabah merupakan penyakit mewabah dan menjangkiti banyak orang, seperti halnya cacar dan kolera.

Baca Juga: Heboh Wabah Thaun, Benarkah Cara Menghindarinya Adalah dengan Menyalakan Api di Depan Rumah?

Sementara Thaun secara deskriptif seperti cacar dan bernanah. Bagi Imam al Khalil dan beberapa ulama lainnya, wabah dan thaun memiliki arti yang sama yaitu semua penyakit yang mewabah.

Dari definisi diatas, Dr. Amir Muhammad Nizar Jal'uth mendefinisikan bahwa wabah dan thaun merupakan penyakit yang menjangkiti banyak orang di suatu wilayah da tidak menyebar luas ke seluruh wilayah.

Penyakit ini berbeda dengan biasa menjangkiti banyak orang serta penyakit tersebut adalah satu jenis dan berbeda dengan berbagai jenis penyakit yang biasa diderita oleh banyak orang di sepanjang waktu.

Baca Juga: 4 Amalan dari Ustadz Abdul Somad agar Terhindar dari Wabah Seperti Thaun dan Covid-19

Sehingga para pakar memberikan kesimpulan bahwa thaun itu wabah dan tidak setiap wabah adalah thaun.

Dalam kacamata historis, munculnya wabah dan thaun bisa ditelusuri dari data normatif yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al Hakim bahwa Abdullah ibn Umar pernah meriwayatkan ada seorang yang bertanya kepada Nabi tentang orang Mukmin yang paling utama.

Nabi menjawab bahwa siapapun orang yang paling baik akhlaknya.

Kemudian Nabi ditanya lagi tentang siapa orang Mukmin yang paling cerdas.

Baca Juga: Artis Selebgram Ungkap Adanya Thaun di Madura Hoax: Kau Dapat Dari Mana?

Nabi menjawab orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik mempersiapkan kematiannya sendiri.

Nabi kemudian bersabda kepada umatnya yang mengikuti hijrah ke Madinah, bahwa ada lima hal yang akan diturunkan kepada umat manusia.

Nabi menyatakan akan muncul kepada mereka thaun dan beragam penyakit yang belum pernah ada sebelumnya.

thaunBaca Juga: Kisah Kebijaksanaan Umar Menghadapi Wabah Thaun

Pernyataan Nabi yang kedua yaitu tidaklah mereka memanipulasi dalam transaksi mereka dengan mengurangi timbangan, ukuran dan dalam bentuk yang lain yang mengakibatkan kerugian sepihak, kecuali mereka akan ditimpa krisis ekonomi, sulitnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka.

Yang ketiga ialah tidaklah mereka menahan zakat dengan tidak mengeluarkannya bagi yang telah memenuhi syarat, kecuali akan terjadi kemarau panjang.

Jika tidak karena makhluk Allah yang lain seperti binatang-binatang, Allah tidak akan menurunkan hujan kepada mereka.

Baca Juga: Madura Dihebohkan dengan Wabah Thaun, Mirip dengan Corona? Berikut Arti Lengkapnya

Yang keempat yaitu tidaklah mereka melanggar perjanjian dengan Allah dan RasulNya (dengan mengabaikan perintah dan melanggar laranganNya), kecuali Allah menjadikan siapapun yang mereka musuhi justru menjadi penguasa bagi mereka dan tentu mereka akan mengambil sebagian dari aset mereka.

Dan yang kelima ialah selama pemimpin-pemimpin mereka tidak menjadikan ajaran Allah sebagai rujukan atau menjadikan sebagian saja dari ajaran Allah, maka Allah akan menjadikan permusuhan diantara mereka.

Dalam sebuah riwayat Aisyah pernah bertanya kepada Nabi tentang Thaun.

Baca Juga: Ternyata Ini Arti Thaun yang Bikin Geger Warganet, Apakah Berbeda dengan Wabah Corona?

Nabi menjawab sebagai siksa (adzab) kepada siapapun yang dikehendaki oleh Allah, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmah bagi orang mukmin.

Karena tidak ada satupun dari orang mukmin yang diwilayahnya ada thaun, kemudian menyikapi dengan tetap di wilayahnya (tidak beraktifitas di luar) dan sabar serta tetap memohon ridhoNya.

Dan meyakini tidak ada sesuatu apapun yang terjadi kecuali sudah ditentukan oleh Allah.

Baca Juga: Wabah Thaun Heboh di Madura, ‘Jangan Menjawab Jika Ada yang Mengetuk Pintu Tengah Malam’ Benarkah?

Maka dia akan diberikan pahala layaknya orang yang meninggal saat perang membela agama Allah (Syahid).***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: UIN Malang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah