Berdasarkan data yang ada, WHO menyatakan bahwa sebagian besar kasus cacar monyet yang dilaporkan melibatkan para kelompok LGBT.
Dari kasus yang ada, laporan yang diterima WHO didominasi oleh komunitas pria homoseksual (penyuka sesama pria) dan biseksual (penyuka pria dan wanita).
Baca Juga: Informasi Ganjil Genap Jakarta Hari Ini, 25 Juli 2022: Ada 26 Lokasi
Beberapa kasus juga dilaporkan terjadi pada kaum lesbian (penyuka sesama wanita).
Menanggapi hal ini, WHO menyatakan bahwa resiko terinfeksi cacar monyet tidak hanya terbatas pada para pelaku LGBT saja.
Pasalnya, penyakit ini bisa menular pada siapapun yang memiliki kontak langsung dengan penderita maupun dengan barang-barang milik penderita yang terkontaminasi.
Meski demikian, WHO mengimbau kepada para kaum LGBT agar turut menjaga resiko penularan cacar monyet menjadi lebih luas.
Sampai saat ini asal-usul munculnya penyakit cacar monyet yang banyak menyerang kaum LGBT tersebut masih diteliti.
Adapun ruam yang terjadi pada penderita kasus cacar monyet memiliki keserupaan dengan beberapa penyakit menular seksual, seperti herpes dan sifilis.
Dibanding dengan negara lain, Indonesia masih aman dari cacar monyet.