Obat Rekomendasi WHO Ini Bisa Turunkan Risiko Kematian Covid 19 Hingga 17 Persen, Seperti Apa?

7 Juli 2021, 21:59 WIB
Ilustrasi Covid-19.* /Pixabay/TheDigitalArtist

LINGKAR MADURA - Obat radang sendi tocilizumab dan sarilumab dapat mengurangi risiko kematian dan kebutuhan ventilasi mekanis pada pasien Covid-19, demikian temuan sebuah penelitian.

Hasilnya, berdasarkan analisis dari 27 uji coba acak di 28 negara yang melibatkan hampir 11 ribu pasien, juga telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merekomendasikan penggunaannya pada pasien dengan Covid-19 yang parah atau kritis bersama dengan kortikosteroid.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA), menunjukkan bahwa pemberian salah satu obat ini selain kortikosteroid, pada pasien rawat inap, mengurangi risiko kematian sebesar 17 persen, dibandingkan dengan penggunaan kortikosteroid saja.

Baca Juga: Ternyata Kehilangan Indra Penciuman Saat Covid Merupakan Pertanda Baik, Simak Ulasannya Disini!

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin Beserta Artinya

Pada pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanis, risiko ventilasi mekanis atau kematian berkurang sebesar 21 persen, dibandingkan dengan penggunaan kortikosteroid saja.

Ini adalah obat pertama yang ditemukan efektif melawan Covid-19 sejak kortikosteroid direkomendasikan oleh WHO pada September 2020.

Pasien yang sakit parah atau kritis dengan Covid-19 sering menderita reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, yang bisa sangat berbahaya bagi kesehatan pasien.

Baca Juga: Faheem Younus Beberkan Cara Mengobati Covid-19 di Rumah Untuk Masyarakat Indonesia, Simak Selengkapnya

Baca Juga: Ternyata Ini Cara Tingkatkan Imunitas saat Pandemi Versi WHO, Dijamin Mudah dan Murah Meriah

Obat penghambat interleukin-6 tocilizumab dan sarilumab bertindak untuk menekan reaksi berlebihan ini.

"Obat-obatan ini menawarkan harapan bagi pasien dan keluarga yang menderita dampak buruk dari Covid-19 yang parah dan kritis, tetapi penghambat reseptor IL-6 tetap tidak dapat diakses dan tidak terjangkau oleh sebagian besar dunia," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Distribusi vaksin yang tidak merata membuat masyarakat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah paling rentan terhadap bentuk Covid-19 yang parah. Jadi, kebutuhan terbesar akan obat-obatan ini ada di negara-negara yang saat ini memiliki akses paling sedikit. Kita harus segera mengubahnya.” Ungkapnya.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin Beserta ArtinyaBaca Juga: Ternyata Kehilangan Indra Penciuman Saat Covid Merupakan Pertanda Baik, Simak Ulasannya Disini!

Untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan produk-produk penyelamat jiwa ini, WHO meminta produsen untuk menurunkan harga dan menyediakan pasokan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di mana Covid-19 sedang melonjak. ***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Tags

Terkini

Terpopuler