Contoh Artikel Jurnal Ilmiah Lengkap dengan Metode dan Pembahasannya

- 14 April 2022, 20:17 WIB
Ilustrasi menulis. Judul yang tepat untuk cerita tersebut adalah soal Penilaian Harian Tema 8 kelas 4 Bahasa Indonesia
Ilustrasi menulis. Judul yang tepat untuk cerita tersebut adalah soal Penilaian Harian Tema 8 kelas 4 Bahasa Indonesia /Katerina Holmes/Pexels/Katerina Holmes

LINGKAR MADURA — Berikut contoh artikel jurnal ilmiah lengkap dengan abstrak dan pembahasannya.

Sebelumnya, akan dipaparkan tentang poin-poin yang harus ada di artikel jurnal ilmiah, sebagai berikut:

1. Abstrak
2. Pendahuluan
3. Metode
4. Pembahasan
5. Simpulan
6. Daftar Pustaka atau Daftar Rujukan

Baca Juga: Contoh Artikel Ilmiah Lengkap dengan Abstrak, Pendahuluan, dan Daftar Rujukan

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk memaparkan suatu objek penelitian melalu sebuah gambaran yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai sifat-sifat dan data-data yang diselidiki (Nazir, 2009:54).

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang merupakan penelitian yang memahami sebuah fenomena melalui pemahaman yang didapat dari subjek penelitian.

Misalnya seperti perilaku, Tindakan, motivasi, dan lain-lain secara holistic dalam bentuk pendeskripsian kata-kata dan bahasa secara ilmiah (Moleong, 2007:6).

Data yang digunakan berupa judul berita yang mengandung istilah publik figur, yang dirilis oleh beberapa media pers daring nasional. Sumber data didapat dari 12 media pers daring nasional.

Baca Juga: Hyun Bin dan Son Ye Jin Berangkat Bulan Madu: Tiba Di Los Angeles BINJIN Couple Langsung Diserbu Para Fans

Pembahasan

1. Hukum D-M

Hukum D-M (kependekan dari kata diterangkan-menerangkan) adalah salah satu kaidah bahasa Indonesia yang “mungkin” sering kita dengar.

Kaidah ini dicetuskan oleh Sutan Takdir Alisjahbana (STA) dalam buku Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada tahun 1949 M.

Definisi dari hukum D-M menurut STA adalah baik dalam kata majemuk maupun kalimat, segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak di belakang yang diterangkan.

Contoh:
Kata kapal terbang → kata kapal, diterangkan oleh kata terbang.
Kalimat Ali makan → kata Ali, diterangkan oleh kata makan.

Baca Juga: Link Nonton Video Ica Masih Terus Diburu dan Viral, Siapa Sosoknya Sebenarnya?

2. Salah Kaprah Istilah Publik Figur

Salah satu tolok ukur penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam ruang publik adalah media massa. Hal tersebut dinilai dari peran media massa yang menjadi konsumsi secara terus menerus oleh khalayak.

Namun, kerapkali kali media massa, terutama pers hanya mempedulikan tentang apakah berita itu menarik atau tidak, bukan apakah berita itu benar dan tidak. Tentunya yang dimaksud adalah benar perihal ‘kebahasaan’.

Baca Juga: Profil dan Biodata Ciro Alves: Resmi Gabung Persib Bandung Langsung Kontrak 2 Tahun

Misal contoh penggunaan kata sederhana dalam hukum D-M, seperti ‘figur publik’ seringkali mengalami kekeliruan atau bahkan menjadi sesuatu yang salah, tetapi dikaprahkan.

Sama halnya dengan school building (Inggris) yang ketika diterjemahkan menjadi bangunan sekolah, maka istilah ‘public figure’ dalam bahasa Inggris juga memiliki struktur yang sama, yaitu ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia seharusnnya menjadi ‘figur publik’, bukan publik figur.***

Editor: Nawaf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah