Contoh Teks Puisi Kemerdekaan, Bisa Digunakan untuk Lomba 17 Agustus

15 Agustus 2022, 11:05 WIB
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus 2022 untuk Lomba Anak SD, SMP dan SMA di Peringatan HUT RI ke-77 /freepik.com/freepik

LINGKAR MADURA - Menyambut HUT RI ke-77, sudah wajar jika ditemukan banyak lomba untuk merayakanny.

Tak jarang diantaranya ialah lomba baca puisi bertemakan kemerdekaan.

Membaca puisi kemerdekaan adalah salah satu bentuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia sekaligus mengenang jasa para pejuang.

Baca Juga: Profil Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo yang Resmi Ditahan KPK, Mulai dari Organisasi Hingga Jejak Karier

Saat 17 Agustus tiba, biasanya lomba puisi dengan tema kemerdekaan atau nasionalisme akan digelar.

Selain dalam keperluan lomba, sebagian guru terkadang memberi tugas pembuatan puisi mengenai kemerdakaan atau pahlawan.

Mengutip dari PortalJember.com dala artikel "3 Puisi Kemerdekaan Menyentuh Hati, Cocok untuk Lomba 17 Agustus atau Tugas Sekolah SD, SMP, SMA", inilah 3 contoh puisi kemerdekaan yang menyentuh hati:

1. Di bawah Kibaran Merah Putih

Aku tersimpuh
di bawah kibaran merah putih
bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak
melekuk, meliuk, menggelora

Aku tersimpuh
di bawah naungan merah putih
yang enggan turun, enggan layu
setelah lama badai menghujamnya

Mencari pijakan, aku harus bangkit
menepis debu yang menggelayutiku
menebalkan lagi tapak kakiku
ini waktuku berdiri!

Baca Juga: Update Terkini! Penampilan Anggota BLACKPINK Dalam Video Pre Release Single Pink Venom Agustus 2022

Tak lagi aku lengah, takkan
ini tanah bukan tanah tanpa darah
ia terhampar bukan tanpa tangis
terserak cecer tiap partikel mesiu di sana

Jika pada patahan waktu yang lalu
aku bersembunyi, berkarung
pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin
aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok

Aku terhuyung
memegang erat tiang merah putih
aku memanjat asa, memupuk tekad
Indonesia, pegang genggam beraniku!

Genggam… genggam erat
akan kusongsong duri, kutapak tebing
perjuangan ini belum pudar
aku akan mengawalmu, merah putihku!

Baca Juga: Mengenal Virus Langya: Famili, Tingkat Kematian, Gejala dan Cara Mencegahnya

2. Ku Ukir Namamu, Pahlawan

Seperti awan merajut hujan
kusulam namamu di langitku
langit yang Allah bentangkan melalui perihmu
oksigen segar kemerdekaan
yang mengalir dari sesak dadamu
kuhirup seperti aliran sungai surgawi

Seperti akar merambat tanah
kuukir namamu, Pahlawan
dalam-dalam
bukan untuk kukenang
bukan untuk menghiasi bilikku
namun, petuah perjuangan bagiku

Apa yang menggerakkan beranimu?
Apa yang mendobrak takutmu?
Di mana gentar itu?
Tentu saja… tentu saja… ia sirna
pada detik cintamu pada Indonesia terusik
pada detik itu… kekuatan yang tak tampak menguatkanmu

Aku akan berdiam sejenak
di tendamu malam ini
beberapa saat saja
hingga kulitku merasakan dinginmu
dan perutku merasakan laparmu
mataku merasakan perihmu

Baca Juga: Viral Video Karyawan Alfamart Minta Maaf pada Pengutil, Warganet: yang Nyolong Siapa yang Minta Maaf Siapa

lalu aku akan mengambil
sisa-sisa aura kosmosmu yang menjejak
kuserap dalam pori-poriku
kuhirup sekuat-kuatnya
hingga mengalir ke dalam nadiku
hingga kuharap kau tahu, kini aku yang jaga merdeka itu

Kuukir namamu, Pahlawan
pada gunung, pada laut
pada udara, pada puisi burung
di tiap huruf namamu, Pahlawan
ada suku kata merdeka
ada doa… untukmu

3. Bukan Gugurmu yang Kutangisi

Saat kau pergi
pagi itu
dengan senjata seadanya di tanganmu
dan ikat merah putih di kepalamu
bukan pergimu yang kutangisi
bukan, sayang
bukan itu

Aku melihat langkahmu
lurus, tegap
tak pernah kau seyakin itu
tak pernah
aah… aku nyeri membayangkannya
tak pernah aku melihatmu
tersenyum semisterius itu

Baca Juga: Chelsea Ditahan Imbang Tottenham 2-2, Cekcok Tuchel dan Conte Berakhir Kartu Merah

dzikir, sujud, dan segala kata-kata langit
kuucapkan
deras di mulut dan benakku
seolah aku melihatnya
menjadi butiran atom cahaya
yang terbang mengelilingimu
menghangatkanmu

siluetmu mulai hilang
jauh di ujung sana
kilas cahaya merah putih dari kepalamu
menjadi nur terakhir yang kulihat
pekik merdekamu
masih terbisik di telingaku
lembut, namun penuh api

Saat kau pergi
pagi itu
dan perang melawan penjajah
mengantarmu menghadap Sang Pencipta
bukan gugurmu yang kutangisi
bukan, sayang
bukan itu

Karena kutahu
gugurnya pahlawan bukanlah mati
itu adalah kehidupan sebenarnya bagimu
karena kutahu
takkan pernah sia-sia juangmu
untuk bangsa Indonesia yang kau cintai ini
dan kutahu kau menikmati cintamu itu

Bukan gugurmu yang kutangisi
Bukan, sayang
ini bukan tangis kesedihan
ini adalah tangis haru akan kemenanganmu
Ah, baiklah… aku berbohong jika aku mengatakan
bahwa aku tak sedikitpun perih dengan hilang rautmu
Namun, percayalah, bagiku, kau tak pernah gugur

Itulah 3 contoh puisi kemerdekaan yang menyentuh hati. Cocok dibacakan saat lomba HUT RI ataupun tugas sekolah.***(Dinar Firda Rosa/Portal Jember)

Editor: Nawaf

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler